Mobile Menu

navigasi

More News

Lebih Dini Menjemput Rejeki

Senin, Agustus 20, 2007
Allah telah memberikan rejeki kepada setiap makhluknya. Oleh karena itu kita hanya berkewajiban untuk menjemput rejeki tersebut bukan mencarinya. Sukatna

Segala sesuatu harus diawali sedini mungkin. Apalagi kemampuan kewirausahaan. “Entrepreneurship. adalah kemampuan me-create manfaat. Ini membutuhkan keberanian untuk bercita-cita, memulai, melakukan hal-hal yang baru, memikul risiko, keberanian untuk berproses dan ini harus dilatih sejak kecil,” nasehat Abdullah Gymnastiar, lebih kondang disapa AA Gym.

Menurut AA Gym, agar bisa menjadi wirausahawan yang sukses seseorang harus memiliki disiplin, karena tidak ada prestasi tanpa disiplin. Selain itu mereka harus memiliki kesungguhan, tanggung jawab (amanah) dan adil. Sedangkan karakter yang dimiliki setiap orang sejak lahir adalah kejujuran, kehormatan untuk hidup jujur. “Itulah karakter mendasar yang harus dimiliki seorang entrepreneur. Dengan demikian hal-hal ini harus diperkenalkan sedini mungkin,” tegas AA Gym seraya menyebutkan dalam berbisnis karakter kejujuran tidak bisa dikompromikan.
Bagi AA Gym, entrepreneur sejati adalah seseorang yang mengenal siapa yang memberi rejeki yaitu Allah. Sehingga pengusaha seperti ini tidak akan pernah gentar, goyah oleh situasi apa pun. “Dia yakin bahwa Allah telah menyiapkan rejeki bagi dirinya. Kita tidak harus mencari rejeki tetapi menjemput rejeki. Kalau mencari itu antara ada dan tiada tetapi kalau menjemput itu antara terampil dan tidak. Jadi secara mental sudah tidak kalah dari awal, karena dia yakin sudah ada rejekinya dan tinggal bagaimana dia memacu ketrampilan dari segi profesionalismenya,” imbuh AA Gym. 

Di mata AA Gym, seseorang yang secara dini belajar entrepreneurship akan mempunyai keberanian berinovasi dari awal, berinovasi dalam mencari ilmu, mempunyai keberanian memecahkan masalah dari awal, dan dapat memberikan solusi-solusi kreatif dari awal. Dia akan diasah oleh waktu. “Belajar entrepreneurship dari dini menurut saya dari TK diajari memecahkan masalah secara kreatif,” tuturnya.
Apakah ada sisi negatif dari pengajaran entrepreneurship secara dini? “Tergantung. Kalau entrepreneurship-nya itu hanya bertujuan duniawi saja, ini akan menjadikan mereka materialistis tapi kalau tujuannya supaya mereka memiliki nilai tambah bagi peradaban itu bagus. Bisnis atau entrepreneurship itu ibadah. Rasulallah  adalah seorang entrepreneur sejati,” terang AA Gym.

Kepada anak-anaknya AA Gym juga secara dini mengajarkan nilai-nilai entrepreneurship. “Yang pertama saya mengenalkan bahwa Allah yang membagi rejeki dan orang tua hanya sebagai jalan saja. Bisa jadi suatu saat orang tua tidak memiliki apa-apa tetapi kalau rejeki dari Allah pasti ada. Jadi mereka tidak bergantung pada orang tua. Yang kedua mereka saya ajari untuk mandiri. Kalau menginginkan mereka saya ajari berikhtiar berikhtiar dengan cara yang baik sehingga Allah memberi lewat orang tua atau siapa saja,” tutur AA Gym. “Contohnya kalau mereka kehilangan handphone mereka harus membeli sendiri. Caranya dengan menabung atau dengan cara berjualan.”
Komentar 0
Sembunyikan Komentar

0 σχόλια:

Posting Komentar