Mobile Menu

navigasi

More News

Antony Jajal Pasar Paper Model

Jumat, Oktober 26, 2007
Selain indah, seni tekuk dan lipat kertas bisa menumbuhkan kreatifitas di kalangan anak-anak. Inilah bisnis yang digeluti Antony Putra Wijaya. Wiyono

Dunia anak dunia bermain. Sudah menjadi sifat setiap anak menyukai aneka alat permainan, apa pun bentuknya. Seakan teringat kembali pada masa kecilnya di kota Tarakan, Kalimantan Timur, Antony Putra Wijaya kini mulai menekuni pembuatan paper model. Pria ini berterus-terang, pada masa kecilnya ia pernah menginginkan mainan model impor. Keinginan tersebut sulit terwujud oleh karena harganya yang mahal. Justru karena tidak kesampaian hal itu memacu kreativitasnya untuk membuat model sendiri walau sekadar berbahan kertas yang mudah diperoleh. Secara terus-menerus ia mengasah ketrampilan dan dengan kesabaran sehingga bisa membuat desain model apa saja.

Sebelum memulai bisnis dengan label Antony Production House, pria kelahiran 1980 bernama asli Uy Chi Chian tersebut sempat menjadi penulis buku edutivity di Gramedia Pustaka Utama (2005-2006).  Total terdapat 20 seri dalam 3 kategori buku seni lipat kertas ia karang, 4 seri tentang Aerogami pesawat, 8 seri mengenai Potong Lipat Tempel (PLT)-RumahAdat, dan 8 buah PLT-Dinosaurus.

Pada waktu sekolah dasar, seperti diceritakan, ia sudah mulai membuat miniatur dari kertas. Model yang paling digemari dan sering dibuat, waktu itu pesawat dan kapal. “Di sana tidak ada mainan model pesawat, akhirnya saya buat sendiri aja dari kertas. Ya, yang penting mirip dengan pesawat yang saya lihat di bandara,” ujarnya.
Lalu tepatnya 1997, Antony  masuk sebagai finalis lomba Origami Angkasa dan keluar sebagai pemenang IV kategori pelajar.  Itulah awalnya timbul minat mengembangkan hobi ini menjadi bisnis. Semula semua proses pembuatannya masih manual, mulai dari desain sampai dengan finishing (pengecatan).

Pada pertengahan 2006 bersama beberapa rekannya, sarjana Ekonomi Marketing Universitas Surabaya tersebut mulai mendirikan jasa image editing, video editing, 3D modeling & visual illustration, dan fotografi bernama Antony Production House. “Selanjutnya karena dorongan hobi ini, awal 2007 saya putuskan mulai memproduksi miniatur sesuai standar saya,” kisahnya.

Karena merasa masih baru, Antony melakukan produksi per proyek. Tahap awal penjajakan dibuat sebanyak 3000 pcs sambil mempelajari pasar, target yang tepat dan komposisi produknya. Dengan harga per set Rp12.500,00  produksinya dibatasi 1000 pcs per model dan selanjutnya akan dibuatkan model-model lainnya.
Paper ModelMeski sebenarnya ia lebih menyukai model pesawat, tetapi diakui, memang untuk sementara ia baru menyediakan model miniatur mobil. Sebab menurutnya tingkat kesulitan saat perakitan lebih mudah dan konsumennya lebih majemuk. Pada produksi awal tersebut terdiri atas 3 model mobil sport, Audi TT, Bugatti Veryon, Nissan Fairlady 350Z. Sedangkan pemasarannya melalui toko-toko buku, outlet mainan (open space) di mall. Selain itu juga ditawarkan ke beberapa sekolah.  Sistem penjualan semuanya dengan cara konsinyasi. “Ke depan akan saya usahakan desainnya mudah dirakit anak-anak dan orang awam, tentunya dengan bahan dasar kertas,” ungkapnya.

Dikatakan, semua desain merupakan ciptaannya sendiri, sementara produksi di-subkan ke percetakan. Pembuatan display untuk toko ia dibantu dua saudara sepupunya. Sayang, ia enggan menyebut angka pasti berapa jumlah modal yang ditanamkan. “Rahasia sih…hehe, ya jutaan lah.  Perkembangan belum bisa saya nilai sekarang, karena masih sangat baru, pasarnya juga masih sangat baru.  Sales masih kecil, namun saya beruntung toko Karisma yang sudah skala nasional bersedia bekerja sama memasarkan produk saya ini,” paparnya sambil berkilah.

Seperti lazimnya kerajinan lipat kertas atau acap disebut paper tole, untuk menikmati keindahannya perlu dirakit terlebih dahulu.  Dalam satu paket miniatur mobil berisi 6 lembar art paper berukuran B5 yang sudah memiliki pola (texture) full color. Setiap pola merupakan bagian-bagian yang akan membentuk model mobil, terkecuali pintu, roda, kaca depan.  Sebelum dirakit harus ditekuk dan dibentuk mengikuti gambar petunjuk yang disediakan, kemudian disambungkan dengan lem dengan bagian-bagian lainnya hingga utuh menjadi sebuah miniatur mobil.

Walaupun saat ini sebagian besar penjualan baru menjangkau wilayah Surabaya, Antony yakin peluang pasti ada. Baginya yang sulit adalah menemukan komposisi yang pas, yakni tingkat kesulitan model desain yang dapat masuk ke semua kalangan. Sejauh ini ia telah mengusahakan pemasaran hingga masuk ke sekolah-sekolah. Dengan harapan agar bisa dijadikan modul ekstra kurikuler atau pelajaran art, terutama di sekolah-sekolah nasional plus. Target konsumennya, dikatakan, adalah anak-anak sekolah SD-SMA, dan tentu orang awam yang punya kegemaran sama.

Karena bukan merupakan produk langsung jadi Antony menyadari diperlukan upaya serius agar target pemasaran lebih optimal. Ia menilai paper model seperti itu bagi orang lain bisa gampang-gampang susah. Sewaktu hendak merakit sebenarnya kelihatan simple, tapi sebenarnya butuh ketelatenan. Seringkali anak-anak atau orang awam ingin cepat-cepat merakit tanpa banyak menekuk dan membentuk potongan-potongan tersebut. Maka hasilnya pun kurang maksimal. Jadi menurutnya perlu dilakukan demo atau edukasi untuk mendukung pemasaran. “Nah ini yang belum dapat saya lakukan, karena perlu tambahan modal dan dukungan pihak lain, ya seperti promotorlah,” akunya.

Sedangkan untuk meningkatkan kualitas ke depan ia berencana memperbaiki desain dan berikut komposisi bahan.  Saat ini bahan bakunya murni masih menggunakan art paper. Untuk mempermudah perakitan maka akan ditambahkan kombinasi art paper dan duplex card.
Komentar 0
Sembunyikan Komentar

0 σχόλια:

Posting Komentar