Mobile Menu

navigasi

More News

Sekolah Gokart, Cetak Para Pembalap Indonesia

Selasa, Oktober 09, 2007
Bagi seseorang yang bercita-cita menjadi pembalap profesional, arena gokart bisa menjadi langkah awal untuk mewujudkannya. Fisamawati

Gokart atau lebih dikenal dengan sebutan karting sudah diminati di Indonesia sejak diperkenalkan pada akhir 60-an oleh Hengky Irawan. Di Jakarta sendiri mulai menjadi pusat olah raga karting pada tahun 80-an. Dalam perkembangannya, olah raga karting jadi ajang sonsor oleh perusahaan-perusahaan bahkan mereka melibatkan diri secara langsung dengan membentuk tim karting.
Untuk warga kota Jakarta, arena penyewaan karting bukan sesuatu yang baru lagi. Tempat yang khusus dirancang untuk menyalurkan hobby layaknya pembalap professional ini pun menjadi hiburan tersendiri disela-sela padatnya rutinitas sehari-hari. Dari latar belakang itulah, Speedy Karting diperkenalkan. “Ide mendirikan gokart ini sudah lama saya pendam. Sewaktu duduk di bangku SD, sekitar tahun 72-an, saya senang melihat sepak terjang Almarhum Hengky Irawan memperkenalkan karting, dan langsung tertarik,” kenang Djembar Kartasasmita, pemilik Speedy Karting.

Ia menambahkan, sebagai anak laki-laki yang umumnya menyukai otomotif mobil dan sejenisnya, Djembar pun tertarik untuk  melanjutkan ke arena balapan. “Saat itu, hiburan belum banyak hanya film-film bioskop saja. Nah, di Jakarta Theater ada arena karting. Akhirnya, saya bilang ke ayah ingin ikut balapan,” lanjutnya.
Kedekatan sang ayah dengan beberapa rekan di dunia karting pun memicu naluri bisnisnya untuk membuat tempat penyewaan karting. Namun, tak mudah untuk mewujudkan bisnis tersebut. Dengan cerita lalu, Almarhum Hengky Irawan yang meninggal akibat kecelakaan karting memberikan pertimbangan sendiri baginya.

Semula bisnisnya ini hanya untuk penyaluran hobby di dunia balap saja. Menyadari bertambahnya usia dan dirasakan tidak mungkin mengikuti ajang balapan, ia pun memberikan fasilitas bagi kedua putranya untuk terjun balapan dengan membeli mobil gokart. “Putra pertama saya ternyata tidak memiliki bakat dan akhirnya mundur. Tetapi putra kedua saya mahir dan serius, satu mobil gokart berkisar Rp 50 juta ,” ungkap ayah dari Kevin dan Kenny.
Dreams come true, itulah yang terjadi, keinginan lama Djembar terwujud. Arena penyewaan karting miliknya bisa dinikmati pecinta balapan di Hanggar Teras, Jakarta Selatan. Di lahan seluas 3000 M2, di bawah bendera Speedy Karting unit mobil gokart yang terbagi menjadi tiga kategori kecepatan. “Untuk anak dan pemula mesin gokart berkekuatan 100, kemudian naik 200 sampai 270. Jadi bisa ngebut,” promosi lulusan Philippine Christian University. Selain itu, Speedy Gokart dilengkapi dengan kafetaria, D’kart shop, ruang tunggu dan toilet.

Bila menilik sejarah, sebelumnya arena olahraga seperti ini sudah ada. “Arena penyewaan gokart sudah ada di Jakarta, seperti “Jakart” yang merupakan penyewaan karting pertama di Jakarta. Sekarang ini pun banyak para pemain di bisnis penyewaan gokart tetapi terkadang sifatnya tidak permanen dan berpindah-pindah tempat atau bahkan bangkrut,” tutur pria yang tetap eksis bisnis gokart sejak Desember 2001.

Di Speedy Karting sendiri, harga yang ditawarkan ternyata tak terlalu merogoh kocek. Cukup mengeluarkan uang senilai Rp 25 ribu selama lima menit atau Rp 30 ribu untuk waktu tertentu, seperti sore hari. “Memang jika dihitung dengan waktu yang singkat sepertinya terasa mahal. Tapi coba deh, pasti terasa ada kepuasan tersendiri. Di Speedy Karting menantang adrenalin anda,” kata pria yang enggan menyebutkan omset bisnisnya tersebut.
Ia pun menyadari, meski sudah memiliki 20 mobil gokart, bisnis penyewaan gokart sifatnya income-nya tidak dapat dipastikan. Ditambah kendala yang menargetkan segmen penyewa, biasanya orang-orang pecinta balapan saja yang melirik hiburan karting, atau orang yang menyukai tantangan. Belum lagi, masih sedikitnya sosialisasi di masyarakat terhadap olah raga karting ini. “Waktu itu saya investasi sekitar 1 milyar dan kembali selama 4 tahun. Tahun pertama saja yang mendongkrak hingga mencapai 1000 costumers per bulan,” ungkapnya.

Lantas mengapa Speedy Karting masih berdiri kokoh? Bahkan kini memiliki Speedy Karting kedua di bilangan Karawaci. “Speedy Karting mengutamakan keinginan costumers. Kelebihan lain yang dimiliki adalah arena balapan yang beralas semen sehingga ban karting tidak mudah aus. Ditambah adanya perlengkapan penunjang keamanan seperti helm, jaket dan sarung tangan, serta adanya para Marshall (instruktur, red) untuk kemudahan khususnya bagi pemula,” lanjut istri Farina. Tak hanya itu, Speedy Karting pun memberikan wewenang bagi costumers jika ingin merombak rute arena balapan. Biasanya, costumers sudah hapal jadwal perombakan yang dilakukan dua bulan sekali.

Djembar pun memiliki keinginan, setidaknya bisnis yang dibangunnya bisa menjadi cikal bakal para pembalap profesional di Indonesia. Dengan memiliki 20 unit mobil gokart dan 20 orang lulusan Speedy Karting yang terjun ke dunia balap profesional. Jika bermunculan ‘Speedy Karting’ lainnya, rasanya tak sulit menciptakan generasi pembalap seperti Moreno Suprapto atau pun sekelas Michael Schumacher!.
Komentar 0
Sembunyikan Komentar

0 σχόλια:

Posting Komentar