Mobile Menu

navigasi

More News

Kiat RC Speed “Nggeber” Pasar Matik

Selasa, November 13, 2007
Sepeda motor matik mulai naik populasinya. Suatu peluang bagi bengkel maupun produsen asesoris yang fokus di pasar matik. Wiyono

Populasi sepeda motor di tanah air telah sedemikian fantastis, menembus angka 30 juta lebih. Wajar di kota-kota besar terutama pada jam-jam kerja, sepeda motor selalu menyemut di sebagian ruas-ruas jalan atau menyelip di antara jajaran kendaraan roda empat. Tetapi hal yang acap menjadi pemicu problem lalu-lintas itu di lain pihak menjadi lahan bisnis menggiurkan untuk sebagian masyarakat. Tengoklah penangguk rejeki di sepanjang pinggiran jalan, mulai penyedia jasa tambal ban, penjual aksesoris kendaraan, hingga bengkel penyedia jasa servis lengkap, meliputi ganti oli, tune-up, variasi, dan sebagainya. Jumlahnya menjamur, namun semua pasti mengaku laris-manis.

Salah satunya yakni bengkel dan toko aksesoris sepeda motor RC Speed yang terletak di pertigaan Mabad, dekat kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.  Pemiliknya, K. Bayu Kertadi atau kerap disapa Teddy, sebelumnya adalah eksportir furniture antik yang sukses merambah pasar benua Amerika dan Eropa. Namun ketika harga bahan baku produk olahan kayu melambung, apalagi saat ini pasaran dirasakan mulai jenuh, Teddy mulai tertarik beralih menjadi distributor aksesoris sepeda motor.

Pada awalnya, bisnis ini tidak beda seperti bengkel servis dan aksesoris pada umumnya, termasuk menyediakan beraneka onderdil untuk semua jenis motor. Tetapi setelah belajar dari pengalaman pasar kelahiran Surabaya 1964 itu segera menyadari, untuk satu merek kendaraan saja ia sudah berbelanja banyak sekali sparepart. Belum lagi ketika harus bersaing dengan bengkel-bengkel lain yang sudah ada, sehingga ia mesti memutar otak mencari celah pasar yang berbeda.
Gayung pun bersambut saat pada akhir-akhir ini keluar kendaraan roda dua berjenis mesin otomatis. Begitu melihat peluang, Teddy seolah tidak mau ketinggalan start. Semua barang-barang di tokonya segera ditukarkan sehingga sekarang usahanya hanya khusus menyediakan aksesoris motor matik. Itu pun tidak semua item, tetapi hanya jenis yang sekiranya banyak diminati. Keyakinannya cukup besar karena ia belum menjumpai pemain serupa, sementara dari bocoran yang dia peroleh, secara bertahap importir sepeda motor bakal mengurangi pasokan kendaraan jenis bebek dan digantikan model scootic. “Pertama keluar, saya dengar onderdilnya masih sulit,” imbuhnya beralasan.

Langkah berikutnya agar berbeda dengan bengkel kebanyakan, lulusan Trisakti  jurusan Product Design tersebut tidak mau melayani servis rutin, seperti ganti oli dan sebagainya. Sebaliknya RC Speed hanya dikhususkan menyediakan penjualan pernak-pernik kostum, aksesoris, dan jasa tune up mesin untuk meningkatkan akselerasi dan kecepatan kendaraan, maupun memperbaiki performa, seperti mengatasi masalah suspensi pada kendaraan matik. Mengaku bermitra dengan Adi Sutisna, seorang ahli mesin otomotif dan pemilik workshop, berdua mereka merancang inovasi produk-produk bikinan sendiri. “Kita punya program tidak hanya membeli dan memasang barang yang sudah jadi di pasaran,” tandasnya pula.

RC SpeedDicontohkan, di satu sisi sepeda motor matik lebih praktis karena pengendara tidak perlu menginjak gigi setiap hendak mengganti kecepatan, namun model ini kerap dianggap lemot terutama pada waktu tarikan awal. Untuk  membuat tarikan enteng biasanya bengkel lain menyiasati dengan mengganti roller mesin dengan produk berbahan lebih ringan (produk racing impor asal Thailand) sehingga Teddy berpendapat itu malahan berakibat riskan. Produk yang bukan standard tidak akan awet sebab memang bukan diperuntukkan daily using. Di samping itu konsumen juga merugi sebab dengan penggantian spare part otomatis garansi kendaraan ikut hangus. Maka ia mengaku memiliki treatment khusus untuk membuat tarikan motor sesuai dengan keinginan kita tetapi tanpa perlu penggantian spare part.

Namun lebih jauh ia mengingatkan bahwa mesin sepeda motor matik tidak mengenal pengereman oleh mesin (engine brake). Ironisnya pada umumnya sistem pengaman pada jetmatic belum ada yang menggunakan rem cakram. Dengan kemampuan kecepatan yang cukup tinggi jelas bisa berakibat fatal. Memikirkan hal itu Teddy dan Adi sengaja merancang disk brake motor matik yang bisa ditempatkan  di bagaian roda belakang di sebelah kiri. “Disk brake produk Thailand dipasang pada sisi kanan roda belakang sehingga perlu mengganti tuas rem yang dijual dalam satu paket,” jelasnya. “Dan kepala babi juga ada di bawah, itu khan, riskan,” tambahnya.

Masih ada beberapa lagi jenis produk hasil rancangan mereka berdua, di antaranya yaitu booster lampu. Apabila rem cakram, karena mengingat ongkos produksi yang cukup tinggi jadi hanya dibuat berdasarkan permintaan, alat bantu penerangan bisa dibuat lebih banyak. Adi mengungkapkan, dengan dibantu 5 orang pegawai ia mampu mengahsilkan lebih dari 1000 biji. Merek yang dipakai untuk semua produk adalah RC Speed Inovations. Harga jual disk brake Rp 2,5 juta, sedangkan booster lampu terdiri dua model, Rp 225 ribu untuk 2 lampu, dan Rp 200 ribu untuk satu lampu. Dari hasil penjualan dan jasa dalam satu bulan RC Speed mampu mengumpulkan omset Rp 30 juta-Rp 35 juta.

Kendala utama yang masih menghadang, seperti diakui, tidak lain adalah ketersediaan dana yang terbatas. Sementara biaya pengembangan yang dibutuhkan tiap-tiap jenis produk bisa mencapai Rp 100 juta hingga Rp 500 juta lebih. Bahkan dikarenakan permodalan sampai saat ini permintaan produk dari luar kota sama sekali belum bisa mereka dipenuhi. Sejauh ini konsumen hanya dilayani dengan model pasang di tempat.
Oleh karenanya Teddy mengharapkan adanya mitra kerja sama lain untuk mendapatkan suntikan modal atau pun investor yang bersedia membeli hak paten dengan imbalan royalti. “Permodalan, kalau sendirian kita cukup kesulitan,” Adi ikut mengamini. Apabila itu terlaksana barangkali suatu saat kita dapat menyaksikan hasil-hasil inovasi lainnya, seperti jaket dan helm berpendingin komponen elektronik, atau trail matik dengan monoshock breaker ditaruh di tengah seperti yang telah mereka janjikan.
Komentar 0
Sembunyikan Komentar

0 σχόλια:

Posting Komentar