Mobile Menu

navigasi

More News

BERAS PREMIUM: Indonesia Minta Kuota Ekspor Beras ke Malaysia

Kamis, November 23, 2017
BERAS PREMIUM: Indonesia Minta Kuota Ekspor Beras ke Malaysia

Pekerja mengemas beras di gudang Bulog Serang, Banten, Senin (11/9). - .Antara/Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA â€" Indonesia meminta jatah ekspor beras sebanyak 20% dari total kebutuhan impor Malaysia pada 2018.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan Presiden Joko Widodo telah memintah jatah kuota kepada Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak untuk mengekspor beras ke Negeri Jiran. Jumlah yang diminta yakni sebesar 20% dari total kebutuhan impor negara tersebut selama 2018.

Mendag mengatakan jenis beras yang diekspor bakal menyesuaikan dengan kebutuhan Malaysia. Namun, dia memperkirakan Indonesia bakal mengirimkan beras jenis premium.

Permintaan tersebut, sambungnya, dip icu prediksi kelebihan pasokan beras di dalam negeri yang diungkapkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman. “Jadi kita minta kuota atau jatah dulu kepada Malaysia,” ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (23/11).

Enggartiasto memprediksi jumlah beras yang diekspor ke Malaysia yakni sebanyak 150.000 ton. Langkah tersebut akan menjadi yang pertama setelah sebelumnya Indonesia lebih banyak mengimpor beras.

/DATA TUNGGAL/

Keberadaan data tunggal mengenai pergerakan harga bahan pokok dinilai mendesak guna mendukung pemerintah mengambil kebijakan yang tepat untuk mengendalikan komoditas tersebut. Hal itu disampaikan di sela-sela pengarahan Mendag kepada para petugas pemantau harga dan stok bapok di Auditorium Utama, Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (23/11).

Mendag menyatakan ingin memiliki data pergerakan harga yang tingkat keakurasiannya mencapai 100%. Pasalnya, dia saat ini belum mempercayai keberadaan data yang berbeda-beda.

“Saya t idak meyakini karena ketika memantau turun ke bawah harganya berbeda-beda,” jelasnya.

Ke depan, dia menginginkan laporan data yang sama antara Badan Pusat Statistik, Kementerian Perdagangan, serta Bank Indonesia. Dengan demikian, akan didapatkan harga bahan pokok (bapok) yang riill sehingga kebijakan yang diambil pemerintah bakal tepat sasaran.

Di sisi lain, Enggartiasto kembali menegaskan bahwa pasokan bapok harus sudah terdistribusi ke daerah mulai awal Desember 2017. Hal itu untuk memastikan ketersediaan stok dan pergerakan harga menjelang Natal dan tahun baru stabil.
Sebelumnya, Jajaran Kemendag telah memantau pasokan dan pergerakan harga bahan pokok (bapok) di enam daerah yakni Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Sumatera Utara. Proses tersebut telah dilakukan sejak memasuki Oktober 2017.

Kendati demikian, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri sebelumnya memprediksi gejolak harga bahan pokok (bapok) memasuki akhir 2017 akan lebih terkendali dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, masih terjadi penurunan daya beli masyarakat.

Abdullah menilai kondisi serupa juga terjadi pada perayaan Lebaran dan Ramadan 2017. Pelemahan daya beli membuat harga bapok menjadi lebih terkendali.

“Kalau kita lihat tahun ini penurunan daya beli mencapai 38% dan ini berdampak terhadap pembelian di pasar,” jelasnya.

Dia menjelaskan kenaikan harga bapok setiap tahunnya biasa terjadi memasuki akhir November atau menjelang Natal dan Tahun Baru. Komoditas yang diprediksi bakal merangkak naik antara lain beras, minyak goreng, gula, bawang, dan cabai. (MNO)

Tag : stok beras Editor : Linda Teti SilitongaSumber: Google News Bisnis Indonesia
Komentar 0
Sembunyikan Komentar

0 σχόλια:

Posting Komentar