Bisnis.com, JAKARTA â" Indonesia memperluas akses pasar ke negara nontradisional seperti Nigeria untuk menargetkan pendapatan ekspor dengan surplus neraca perdagangan sebesar US$196 juta, sementara Nigeria juga akan mengalami kenaikan US$4,7 juta.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan target negara benua Afrika untuk memperluas akses pasar produk Indonesia agar tidak tergantung terhadap pasar tradisional Indonesia selama ini.
âDari beberapa komoditi yang ada, Indonesia berusaha untuk mencari target pasar untuk produk-produk atau komoditi yang memiliki daya saing relatif lebih tinggi dibandingkan negara mit ra,â kata Kasan kepada Bisnis, Senin (7/1/2018).
Menurutnya, target pendapatan nilai ekspor ke Nigeria tersebut berdasarkan simulasi Partial Equilibrium. Sehingga kerjasama perdagangan preferential trade agreement (PTA) Indonesia-Nigeria akan memberikan tambahan surplus neraca perdagangan bagi Indonesia.
Jika perundingan ini tercapai pada akhir 2018, pemerintah mengharapkan peningkatan nilai ekspor akibat pemotongan tarif impor untuk Indonesia akan sebesar USD 52,2 ribu, sementara Nigeria sebesar US$10,8 juta. âSesuai yang disampaikan Pak Mendag [Enggartiasto Lukita], target penyelesaian perundingan dengan Nigeria selesai Desember 2018,â paparnya.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Nigeria selama periode 2012 - 2016 selalu mengalami defisit di sisi Indonesia. Pada 2016, defisit tercatat sebesar US$977,1 juta dengan rincian defisit neraca migas sebesar USD 1,3 miliar serta surplus neraca non migas sebesar USD 302,7 juta.
Perundingan dengan Nigeria dihar ap dapat menjadi perwakilan Indonesia di Custom Union The Economic Community of West African States (Ecowas). Kerjasama bersama negara tersebut telah diusulkan dua kali, masing-masing April dan Agustus 2017.
Data yang diterima Bisnis dari BPPP Kemendag, produk ekspor utama Indonesia didominasi antara lain oleh: palm oil; sauces; paper; dan chemical. Sedangkan impor Indonesia dari Nigeria didominasi oleh: kakao; tekstil; kulit; mesin; dan alumunium.
Adapun, Indonesia memiliki daya saing relatif lebih tinggi dibandingkan Nigeria pada sektor: animal and animal product; vegetable products; foodstuffs; chemical and allied industries; plastics/rubber; wood and wooden products; textile; footwear/headgear; stone/glass; metals; machinery/electrical; transportation; dan miscellaneous. Sedangkan Nigeria memiliki daya saing relatif lebih tinggi dibandingkan Indonesia di pasar global untuk sector: mineral products; dan raw hides, skins, leather and furs.
Sementara Wakil Ketua U mum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta W Kamdani mengatakan Nigeria merupakan salah satu pasar terbesar Indonesia untuk kawasan Afrika. Dari sejumlah produk, makanan dan minuman menjadi yang utama untuk di ekspor ke sana.
âSudah ada beberapa perusahasan seperti Indomie, buka pabrik di sana,â jelasnya
Tag : ekspor Editor : Linda Teti SilitongaSumber: Google News Bisnis Indonesia
0 σχόλια:
Posting Komentar