Mobile Menu

navigasi

More News

Saatnya HSBC Melirik Pasar Menengah Bawah

Minggu, Juni 09, 2019
Saatnya HSBC Melirik Pasar Menengah Bawah
Agunan merupakan kendala terbesar kelas menengah ke bawah ketika mengajukan pinjaman. HSBC mencoba mencarikan jalan keluarnya.  

Seperti diketahu bahwa keberadaan segmen pasar menengah ke bawah bagi dunia perbankan, khususnya The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC), memberi peluang yang sangat besar. Sebab, masyarakat di segmen ini memiliki kebutuhan yang cukup besar dibandingkan dengan segmen pasar lain, mengingat banyak kebutuhan mereka yang belum sepenuhnya terpenuhi. HSBC mencatat terdapat sekitar 20 juta nasabah yang potensial di segmen ini. Atas dasar inilah, HSBC mengembangkan Pinjaman HSBC. 

Produk Pinjaman HSBC yang telah tersedia sejak tahun lalu ini, bukan merupakan produk finansial semata, melainkan lebih pada suatu brand yang merangkul nasabah dari kelas menengah ke bawah. “Pinjaman HSBC diharapkan dapat menjadi bagian dari masyarakat  di mana para nasabah berada. Sebagai sebuah produk, Pinjaman HSBC ini telah didesain untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka,” kata Agung Laksamana, Senior Vice President Marketing Communication and Public Affairs HSBC Indonesia. Di sisi lain, dengan memberikan Pinjaman HSBC, jaringan perbankan yang di Indonesia berkantor pusat di Gedung World Trade Center, kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, ini ingin menjadi mitra tepercaya masyarakat ekonomi menengah ke bawah, khususnya yang ingin meraih kualitas hidup lebih baik. “Caranya yaitu dengan memberdayakan ekonomi dari kelompok yang disasar, melalui program pinjaman yang mudah didapat dan dijangkau dengan persyaratan yang transparan,” imbuhnya.  Saat ini, HSBC yang hanya memberikan fasilitas kredit terhadap perseorangan baik karyawan maupun pemilik usaha (wiraswastawan), telah memberikan pinjaman kepada 40% hingga 45% wiraswastawan dan sebagian besar dari mereka merupakan pemilik usaha menengah ke bawah (UKM). “Kami memberikan suku bunga sebesar 2,25% sampai 3%, tergantung jumlah pinjaman yang diambil dan sejarah kredit dari nasabah yang mengajukan. Nasabah dapat mengambil pinjaman dan mencicil pengembaliannya dalam jangka waktu enam bulan hingga 36 bulan,” ujarnya. 

Untuk bisa mendapat pinjaman ini, HSBC mensyaratkan agar calon nasabah berwarga negara Indonesia, berumur 21 tahun hingga 55 tahun, dan berpenghasilan minimum Rp1,5 juta/bulan. Selain itu, calon nasabah harus melengkapi beberapa dokumen, seperti mengisi formulir aplikasi, menyerahkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan fotokopi kartu kredit berikut fotokopi tagihannya, serta slip gaji/surat keterangan dari tempatnya bekerja (untuk karyawan) atau fotokopi rekening koran/tabungan (untuk wiraswastawan). Sedangkan fasilitas kredit yang diberikan yaitu uang tunai, yang diberikan sesuai dengan jumlah yang diajukan calon nasabah dan disetujui oleh HSBC. “Batas maksimumnya Rp15 juta,” katanya. Pinjaman ini diberikan tanpa agunan, calon nasabah hanya perlu melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan.  

Berapa targetnya? “HSBC ingin memberikan lebih banyak lagi fasilitas kredit kepada masyarakat. Hal ini sekaligus untuk menjawab peluang yang masih besar di pasar menengah ke bawah. Sehubungan dengan itu, HSBC juga memberi kemudahan akses dengan mendirikan cabang Pinjaman HSBC di beberapa daerah. Untuk tahun ini, Pinjaman HSBC akan mengembangkan cabangnya menjadi 70 cabang yang tersebar di Jawa dan Sumatra,” ucapnya. Nah, siapa bilang sekarang pinjam modal ke bank itu merepotkan? (Russanti Lubis )
Komentar 0
Sembunyikan Komentar

0 σχόλια:

Posting Komentar